Perasaan itu ada di hati.
Dulu ia terpendam, kerana sibuk studi.
Atau, "Malaslah nak fikir... belum ready..."
"Belum sampai masanya lagi..."
"Macam mana nak mulakan, tak reti..."
"Saya memang sedang mencari lah ni..."
Perlahan-lahan, perasaan itu meresap ke hati.
"SubhanAllah, perasaan apakah ini..?"
Itulah perasaan yang suci, ingin saling menyayangi. Ingin saling melengkapi. Ingin dicintai. Ingin dirindui. Perasaan untuk bertemu pasangan. Di atas landasan pernikahan. Tatkala ia hadir dalam perasaan dan fikiran, layanilah ia dengan iman.
"Ya Allah Ya Rahman... Bimbinglah diriku menjadi jodoh yang baik... Temukan diriku dengan dia yang beriman... Permudahkanlah jalanku menuju pernikahan..."
Memilih melalui taaruf yang telus. Membincangkannya dengan ibu bapa, teman-teman yang berilmu lagi amanah. Hati lapang mendengar pandangan, terbuka menerima pesanan dari yang berpengalaman dan akhirnya keputusan itu, kepada Allah diserahkan.
"Ya Allah, aku memohon petunjuk daripadaMu dengan ilmuMu dan aku memohon ketentuan daripadaMu dengan kekuasaanMu dan aku memohon daripadaMu akan limpah kurniaanMu yang besar..."
Inilah antara untaian doa istikharah yang diajar Rasul SAW saat kita telah memilih dan mengenali latarbelakang calon jua bermusyawarah dengan insan-insan berilmu dan amanah. Kita membuat keputusan memilih si dia, dan kita kemudiannya bukan meminta pada Allah agar dia menjadi jodoh kita, tapi kita meminta keputusan Allah atas usaha-usaha kita, dan pastinya atas ilmu dan kebijaksanaan Allah. Malah, itulah misteri yang sejak dulu Allah telah tetapkan.
Akhirnya kita bernikah. Alhamdulillah.. SubhanAllah.. Allahu Akbar..
Nikmat bernikah sebenarnya terlalu indah dari yang kalian bayangkan. Nikmat itu bukan hanya pada hubungan jasmani, bukan hanya kerana bersatunya emosi suami isteri tapi lebih besar dari itu. Nikmat bernikah itu ada pada hati-hati yang berusaha dihidupkan dengan iman.
Sangat indah saat hati mampu merasai kurnia Allah yang Maha Penyayang. Dia yang menitiskan sakinah, ketenangan dan kenyamanan berada dalam kasih sayang berpasangan. Cinta yang mengalir sebening air yang menyejukkan hati-hati yang beriman.
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang"
(Surah Maryam ayat 96)
(Surah Maryam ayat 96)
Indahnya menikah saat hati mampu merasa syukur atas limpahan rahmat Allah yang melingkari segenap kehidupan. Allah berkehendak menitipkan cinta dan rindu sesama suami dan isteri, hingga kalian menikmati kebahagiaan.
"Ya Allah... Kasih sayangMu terlalu hebat.. terlalu agung.. Allah Yang Maha Mulia, Maha Pemurah, segala puji bagiMu Ya Allah.. yang membenihkan kecintaan dan kerinduan di hati-hati kami suami isteri."
Dia – pasangan kita - insan yang berbeza. Datang dari keluarga dan latarbelakang berbeza. Namun dengan iman, kalian melayani pasangan dengan baik, penuh kasih sayang dan kelembutan. Kalian meminta-minta pada Allahur Rahman.
"Ya Allah Yang Maha Memberi Petunjuk... Tunjukilah kami dengan akhlak yang baik, jauhkan lah kami dari akhlak yang buruk."
Karakter pasangan yang menguji perasaan, dihadapi dengan iman. Kalian bermujahadah untuk menolak kesalahan pasangan dengan cara yang lebih baik. Hingga kasih sayang semakin merimbun di dalam rumahtangga itu.
"Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia"
(Surah Fussilat ayat 34)
(Surah Fussilat ayat 34)
Dengan iman, kalian saling berkhidmat pada pasangan hanya kerana mengharap keredhaan Tuhan. Hati-hati berusaha diikhlaskan.
Seorang isteri... senyuman, perkataan, perbuatan, teguran, masakan, kebersihan, kelembutan, belaian, penjagaan zuriat dan rumahtangga seluruhnya mengharap pertolongan Allah Yang Maha Membantu.
Seorang suami... harta benda, kediaman, kenderaan, kewangan, perhatian, kasih sayang, nafkah zahir batin pasangan, kebahagiaan rumahtangga yang dipimpin dan diusahakan.. SemuaNYa kerana keyakinan dan ketaqwaan kepada Tuhan.
Apabila suami dan isteri berusaha membugarkan iman dan apabila pernikahan digerakkan di landasan iman.. itulah syurga dunia yang diidamkan.
Namun di sana, ada suami dan isteri yang benar –benar teruji dengan keburukan pasangan. Tatkala dirinya berusaha memberi yang terbaik, pasangan sebaliknya memandang remeh amanah pernikahan.
Tingkah pasangan yang menyesakkan perasaan, bulan dan tahun berganti tiada perubahan, jauh dari keharmonian yang diimpikan. Wahai tuhan, apakah Engkau sedang memberi hukuman?
Maha Suci Allah dari menzalimi hamba-hambaNYA. Namun, Allah dengan kasih sayang yang agung mengizinkan ujian getir menimpa rumahtangga kalian, kerana Dia begitu mencintaimu.
Dalam lafaz-lafaz doa kita yang dulu, bukankah kita memohon pernikahan untuk menambah iman?
Nah, Allah memberi ujian kesenangan dan kesulitan dalam pernikahan, agar pernikahan benar-benar menjadi wasilah untuk kita makin dekat, semakin dekat ke pangkuanNya. Makin mendalamkan iman dan cinta kita kepadaNya.
Tika kesabaran teruji dengan kerenah pasangan, berimankah kita dengan janji Allah akan ada kesenangan selepas kesusahan?
Tika kekusutan rumahtangga membelenggu jiwa, berimankah kita dengan ayatNya bahawa jalan keluar senantiasa ada buat hambaNya yang bertaqwa?
Tika kita memaafkan dan bersabar dengan segala keburukan pasangan, berimankah kita bahawa kemanisan iman itu terhasil bila kita tulus mencintai kerana Allah?
Ya, perkahwinan bukan mudah, terlalu banyak ranjau ujian, namun dengan iman pastinya tidak akan mudah hilang pedoman. Dengan iman, merasa Dia memberi bimbingan dan pertolongan. Melaluinya dengan kesabaran, kesyukuran... akhlak Rasulullah berusaha diterjemahkan, tuntutan Al-Quran berusaha direalitikan dalam kehidupan (rumahtangga).
Rasulullaah SAW bersabda yang bermaksud:-
"Alangkah menakjubkan keadaan seorang Mu'min. Setiap persoalan yang dihadapinya selalu menjadi kebaikan. Dan sikap itu tidak bisa dimiliki oleh siapa pun kecuali orang Mu'min. Apabila kegembiraan menghampirinya, dia bersyukur, dan itu menjadi kebaikan baginya. Dan apabila kesusahan menimpanya, dia bersabar, dan itu menjadi kebaikannya baginya."
(Hadis Riwayat Muslim)
(Hadis Riwayat Muslim)
Bahagialah kalian yang memilih iman sebelum, semasa dan sehingga pernikahan itu berlangsung di dunia, moga nikmatnya berterusan hingga ke syurga. InsyaAllah...
No comments:
Post a Comment